Dengan
melihat sejarah masa lampau, penulis berkesimpulan bahwa apabila pada
suatu saat sekelompok manusia di sebagian belahan dunia ini mengalami
kebobrokan mental dan moral yang dapat mengancam kehidupan kelompok
manusia itu sendiri atau bahkan juga dapat mengancam kehidupan, maka
Tuhan segera menurunkan sesosok manusia dengan segala sifat istimewanya,
dan sifat istimewa itu tercatat sejak lahir dan bahkan sejak masih
dalam kandungan, yang kemudian manusia tersebut ditugaskan sebagai
penyampai ayat-ayat suci Tuhan. Manusia-manusia seperti ini ditugaskan
Tuhan untuk membenahi akhlak manusia melalui pemberian contoh perilaku
hidup yang baik dan benar serta penyampaian ayat-ayat suci yang berisi
berbagai petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia berperilaku yang
baik dan benar agar nantinya bisa selamat baik selama hidup di dunia
maupun setelahnya.
Ayat-ayat suci semacam ini sebenarnya juga telah banyak diturunkan di
bumi tempat penulis dilahirkan, bahkan ada yang usianya sudah puluhan
ribu tahun, jauh sebelum bangsa-bangsa pembawa agama dari luar
berdatangan ke negri yang subur makmur ini. Merujuk kepada pendapat
Prof. Arysio Santos bahwa Nusantara yang dahulu adalah benua Atlantis
yang hilang, maka menjadi suatu keniscayaan bahwa bangsa kita ini
adalah pewaris gen nenek moyang yang telah maju dan tertua
peradabannya. Menurutnya penduduk Atlantis selain kaya juga mulia dan
berbudi luhur serta tidak mementingkan kekayaan. Ketiga sifat terakhir
tersebut hanya akan terwujud manakala mereka selalu mengikuti
petunjuk-petunjuk Tuhan yang tertera dalam ayat-ayat suci yang mereka
terima dari-Nya. Jika pendapat Santos itu benar, maka otomatis penduduk
Atlantis itu tak lain tak bukan adalah leluhur kita bangsa Nusantara
ini.
Dari waktu ke waktu ayat-ayat suci yang tersalur lewat para leluhur tersebut selama belasan ribu tahun yang lalu untuk berikutnya mengalami perkembangan dan juga sebagian mengalami pembaharuan sesuai perkembangan jamannya (Jawa: Nut jaman kelakone) sampai sekarang.
Dari waktu ke waktu ayat-ayat suci yang tersalur lewat para leluhur tersebut selama belasan ribu tahun yang lalu untuk berikutnya mengalami perkembangan dan juga sebagian mengalami pembaharuan sesuai perkembangan jamannya (Jawa: Nut jaman kelakone) sampai sekarang.
Namun sungguh amat sangat disayangkan !!! Bangsa kita ini pernah
mengalami masa penjajahan yang sangat lama sekitar 350 tahun (entah
berapa keturunan??), sehingga secara mental dan moral bangsa ini hampir
tidak punya apa-apa lagi. Apa lagi yang dinamakan jati diri, bangsa ini
hampir tidak punya jati diri. Sampai detik ini pun masih banyak yang
punya anggapan bahwa segala sesuatu yang baik pasti datangnya dari luar
tak terkecuali konsep-konsep berketuhanan.
Kondisi
seperti ini telah menghunjam dalam ke lubuk hati bangsa ini sehingga
untuk merubahnya menjadi normal saja akan memerlukan perjuangan panjang
dan melelahkan, apalagi untuk menjadikan bangsa ini bangga dengan apa
yang dimilikinya.
Untungnya ??!! Tuhan Maha Adil !!!
Diantara sekian banyaknya manusia yang telah terjebak ke dalam kubangan
kenikmatan budaya-budaya asing. ternyata masih ada sosok-sosok yang
diberi kesadaran sebagai warga bangsa yang cinta akan budaya nenek
moyangnya sendiri, termasuk juga cinta akan budaya spiritual leluhurnya
sendiri. (Jawa: Sak bekja-bekjane wong kang lali, isih luwih bekjo wong
kang eling lawan waspada) Walaupun kualitas kesadaran berbangsa seperti
ini baru merayap di sebagian kecil hati masyarakat kita, namun karena
kualitasnya (sesuai Tuntunan Tuhan YME) maka dengan didukung keyakinan
yang semakin meneguh kesadaran semacam ini akan berkembang dari waktu ke
waktu. Sehingga suatu saat nanti bangsa ini dengan segala kemampuan dan
apa pun yang dimilikinya sendiri, dengan ayat-ayat sucinya sendiri akan
mampu menjadi penerang kegelapan dunia.
Untuk itu, kapan
lagi kalau bukan sekarang !!! Bagi siapa pun Anda yang telah sadar dan
merasa bangga akan adanya ayat-ayat suci yang diturunkan lewat leluhur
kita sendiri di negri ini, saatnyalah kita gali sedalam-dalamnya untuk
segera kita jabarkan, kita tumbuh kembangkan di bumi pertiwi ini. Bagi
yang menyimpan naskah-naskah suci dan masih punya sisa usia, segeralah
tumpah curahkan itu ayat-ayat suci kepada jiwa-jiwa muda yang getar
frekuensinya senada hanya demi keselamatan dan kejayaan bangsa dan
negara di tengah dunia yang makin gempita.
Kita, kaum Penghayat
Kepercayaan terhadap Tuhan YME di Indonesia adalah pewaris sejati
ayat-ayat suci leluhur di tanah air kita sendiri. Mari teguhkan tekad,
satukan hati dan ragamkan langkah menuju jaman gemilang, saat anak cucu
nanti hidup menabur bhakti.